ETIKA
PROFESI AKUNTANSI
LIKUIDITAS
DAN COST OF CAPITAL PADA PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE TBK. TAHUN 2016
Diajukan
untuk melengkapi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntansi
Nama :
NIKEN PERMATA SARI
NPM :
27214030
Kelas :
4EB31
Dosen
: Evan Indrajaya
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
JAKARTA
2017
1.
SEJARA PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE
TBK.
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk atau
Adira Finance didirikan pada tahun 1990 dan mulai beroperasi pada tahun 1991.
Sejak awal Perusahaan telah berkomitmen untuk menjadi perusahaan yang terbaik
dan terkemuka di sektor pembiayaan yang melayani pembiayaan beragam merek, baik
untuk sepeda motor maupun mobil, baru maupun bekas. Melihat pada adanya potensi
untuk mengembangkan usaha lebih lanjut, Adira Finance melakukan penawaran umum
perdana atas sahamnya pada tahun 2003, yang mana Bank Danamon menjadi pemegang
saham mayoritas dengan kepemilikan saham sebesar 75%, dilanjutkan dengan
melakukan akuisisi selanjutnya sebesar 20% saham, menjadikan Bank Danamon memiliki
kepemilikan saham sebesar 95% pada tahun 2009. Dengan demikian, Adira Finance
menjadi bagian dari Temasek Holdings, perusahaan investasi plat merah asal
Singapura.
Memasuki tahun 2013, perekonomian
Indonesia mulai mengalami serangkaian tekanan. Pada kondisi ekonomi dunia di
mana harga komoditas masih melanjutkan tren penurunan yang memberikan indikasi
telah berakhirnya supercycle, ditambah lagi rencana pengurangan
stimulus(Quantitative Easing) oleh Federal Reserve, Amerika Serikat, yang
menimbulkan kepanikan pada perekonomian secara global dan berujung pada aliran
dana asing keluar dari Indonesia.
Tekanan pada ekonomi global kemudian
berdampak pada neraca perdagangan Indonesia sepanjang tahun 2013 yang
mencatatkan defisit sebesar USD 7,3 miliar. Kondisi inipun turut membuat nilai
tukar rupiah terdepresi hingga ditutup pada Rp12.160 per dollar AS. Inflasi
melonjak hingga hingga menyentuh tingkat 8,38% pada tahun 2013, dan sebagai
langkah pengendalian inflasi, Bank Indonesia mengerek suku bunga acuan secara
bertahap hingga ditutup pada tingkat 7,5% pada akhir tahun 2013. Dengan
demikian, pada tahun 2013, Indonesia mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,8%.
Walaupun kesemua kondisi di atas tidak
terlihat kondusif, namun sesungguhnya perekonomian Indonesia masih kuat secara
fundamental. Hal ini dapat dilihat dari industri otomotif Indonesia yang masih
mencatatkan pertumbuhan pada tahun 2013, yakni tumbuh 9% untuk penjualan sepeda
motor nasional menjadi 7,8 juta unit dan 10% untuk penjualan mobil nasional
menjadi 1,3 juta unit.
Saat ini, Adira Finance telah berhasil
menjadi salah satu perusahaan pembiayaan otomotif terbesar di Indonesia
berdasarkan pencapaian laba, pembiayaan baru dan piutang yang dikelola. Dengan
didukung oleh lebih dari 28 ribu karyawan dan 667 jaringan usaha yang tersebar
di berbagai daerah di Indonesia, Adira Finance melayani lebih dari 3,7 juta
konsumen dengan jumlah piutang yang dikelola sebesar Rp48,3 triliun dan
menguasai pangsa pasar 12,6% untuk sepeda motor baru dan 5,4% untuk mobil baru.
Dengan pencapaian tersebut, Adira
Finance menjadi kontributor yang signifikan terhadap total portofolio Danamon.
Di tahun 2013, Adira Finance telah menyumbang 34% dari total portofolio dan 65%
kepada segmen kredit mass-market Bank Danamon.
Guna menghadapi meningkatnya tantangan
dan risiko pada tahun 2014 ini, Perusahaan telah mendefinisikan strategi korporasinya
dengan tagline “Together We Go To The Next Level Through: Customer Engagement”,
di mana strategi tersebut telah dilakukan sosialisasi kepada seluruh karyawan
Perusahaan.
A. MENGHITUNG LIKUIDITAS.
Rasio-rasio yang digunakan adalah
rasio-rasio yang dapat mewakili keempat rasio yang ada dalam mengukur
kinerja keuangan perusahaan yang merupakan indikator untuk penilaian kesehatan
perusahaan salah satunya yaitu Rasio Likuditas:
Rasio Likuiditas
1.
Current Ratio
Current
Ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dan
utang lancar (Miswanto dan Eko Widodo, 1998, hal 83).
Rumus
:
Current ratio = Aktiva Lancar x100%
Hutang Lancar
2. Quick
Ratio
Quick
ratio merupakan rasio antara aktiva lancar
sesudah dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini
menunjukkan besarnya alat likuid yang paling
cepat bisa digunakan untuk
melunasi hutang lancar. Persediaan dianggap
aktiva lancar yang paling tidak lancar,
sebab untuk menjadi uang tunai (kas)
memerlukan dua langkah yakni menjadi
piutang terlebih dulu sebelum menjadi kas.
Rumus:
Quick
Ratio =
Aktiva Lancar – Persediaan x 100%
Hutang Lancar
B. MENHITUNG COST OF CAPITAS (COC)
· Menghitung biaya modal hutang
Biaya hutang akanmenunjukkan seberapa besar biaya yang harus
ditanggung oleh perusahaan sebagai akibat penggunaan dana yang berasal
dari hutang (pinjaman). Dalam
menghitung biaya modal relevan adalah biaya hutang setelah rumus
yang digunakan adalah pendekatan after tax basis, dimana variabel
yang diperlukan dalam perhitungan ini antara lain tarif pajak, beban bunga, dan
hutang jangka panjang. Biaya modal utang dibagi menjadi:
kd = I+(N-Nb)/n
(Nb+N)/2
Keterangan :
kd = biaya
modal hutang obligasi
I
= Bunga hutang jangka panjang (obligasi) satu tahun dalam rupiah
N =
Harga nominal obligasi atau nilai obligasi pada akhir umurnya
Nb = Nilai bersih
penjualan obligasi
n
= Umur obligasi
Selanjutnya ka disesuaikan dengan
tingkat pajak sehingga :
ki = kd (1 – t)
· Menghitung
biaya modal saham biasa dengan menggunakan metode
Biaya
modal saham preferen
Kp =
Dp / PO
Keterangan :
kp =
Biaya saham preferen
Dp =
Dividen saham preferen
PO = Harga
saham preferen saat penjualan
Biaya modal saham biasa
ke = (Dl / PO) + g
Keterangan :
ke = biaya modal
saham biasa
Di = dividen
P0 = harga
penjualan saham saat ini
g =
Grow/ pertumbuhan
· Menghitung biaya modal rata-rata
tertimbang denganrumus:
WACC=
(Kd x Pd) + (Ke x Pe)
Keterangan
:
Kd:
biaya hutang setelah pajak Pd: proporsi hutang
Ke:
biaya modal sendiri Pe: proporsi modal sendiri
SUMBER:
http://esarina.blogspot.co.id/2013/04/menghitung-rasio-likuiditas.html