Sistem
Informasi Akuntansi (SIA)
Menurut Murdick (1984, dalam
Jogiyanto, 2007:17) SIA adalah kumpulan kegiatan-kegiatan dari organisasi
yang bertanggung-jawab untuk
menyediakan informasi keuangan dan informasi yang didapatkan dari transaksi
data
untuk tujuan pelaporan internal
kepada manajer untuk digunakan dalam pengendalian dan perencanaan sekarang dan
operasi masa depan serta
pelaporan eksternal kepada pemegang saham, pemerintah, dan pihak-pihak luar
lainnya. Dari
definisi tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa SIA merupakan suatu kegiatan input, proses, dan output
data yang
dilakukan oleh perusahaan. Hasil
data akhir yang telah di proses SIA bertujuan sebagai pelaporan bagi pihak
internal
dan eksternal guna melakukan pengendalian terhadap
perusahaan tersebut.
SIA
Terkomputerisasi
SIA terkomputerisasi adalah
sistem informasi akuntansi dimana semua proses transaksi dilakukan atau
berbantu
secara komputer dan terpusat,
baik untuk melakukan input, proses, dan output data. Pengolahan
data akuntansi akan
dapat dilakukan dengan lebih cepat bila digunakan
komputer.
Beberapa tahapan dalam proses
pengolahan data yang memperoleh manfaat yang besar dari penggunaan komputer
(Ariawan, 2010) antara lain adalah
verifikasi, sortir, transmision, dan pehitungan.
Menurut Gondodiyoto
(2007:219-227), penerapan komputerisasi pada SIA, menyebabkan enam perubahan di
dalam
sistem. Perubahan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Perubahan terhadap struktur
organisasi
2. Perubahan terhadap simpanan
data
3. Perubahan pemrosesan volume
data besar yang rutin
4. Perubahan terhadap
ketersediaan informasi
5. Perubahan dalam pengendalian
internal
6. Perubahan penelusuran
akuntansi
Kesalahan-Kesalahan
Dan Risiko Dalam SIA
Kesalahan-kesalahan yang terjadi
dalam SIA biasanya terjadi oleh dua sebab yaitu kesalahan-kesalahan yang
disengaja dan kesalahan-kesalahan yang tidak
disengaja. Arens dkk. (2008:475-477) menjelaskan beberapa risiko khusus yang
terjadi pada sistem teknologi informasi meliputi:
1. Risiko pada perangkat keras
dan data
a. Ketergantungan pada kemampuan
berfungsinya perangkat keras dan lunak.
b. Kesalahan sistematis versus
kesalahan acak.
c. Akses yang tidak sah.
d. Hilangnya data.
2. Jejak audit yang berkurang
a. Visibilitas jejak audit
b. Keterlibatan manusia yang
berkurang
c. Tidak adanya otorisasi
tradisional
3. Kebutuhan akan pengalaman TI
dan pemisahan tugas
a. Pemisahan tugas yang berkurang
b. Kebutuhan akan pengalaman TI
Gondodiyoto (2007:211),
menambahkan risiko komputerisasi pada sistem yaitu risiko yang bersifat umum
ialah
karena sesuatu hal sistem
komputerisasi tidak dapat berfungsi sehingga mengakibatkan operasional
perusahaan menjadi
terbengkalai. Sesuatu hal yang dimaksud dapat berupa
gangguan listrik, atau sistem jaringan.
Pengendalian
Internal
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
(2000, dalam Yos, 2010), mendefinisikan pengendalian internal adalah suatu
proses yang dijalankan oleh dewan
komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan
keyakinan memadai tentang
penvapaian tiga golongan berikut: keandalan pelaporan keuangan, efektifitas dan
efisiensi
operasi, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku.
Jadi, pengendalian internal
adalah suatu batasanbatasan
yang dibuat oleh organisasi atau
perusahaan dalam mengendalikan setiap kegiatan proses bisnis, agar sesuai
dengan ketetapan-ketetapan yang
berlaku, dan memperkecil risiko yang mungkin terjadi yang tidak diinginkan oleh
organisasi atau perusahaan.
Komponen Pengendalian Internal COSO
Menurut Arens dkk. (2008:375-386)
komponen pengendalian internal COSO meliputi hal-hal berikut ini:
1. Lingkungan
Pengendalian
2. Penilaian Risiko
3.
Aktivitas
Pengendalian. Aktivitas pengendalian umumnya
dibagi menjadi
lima jenis, yaitu:
a. Pemisahan
tugas yang memadai
b. Otorisasi
yang sesuai atas transaksi dan aktivitas
c. Dokumen dan
catatan yang memadai
d. Pengendalian
fisik atas aktiva dan catatan
e. Pemeriksaan kinerja
secara independen
4. Informasi
dan Komunikasi
5. Pemantauan
Gondodiyoto
(2007:182-183), menyatakan bahwa sistem pengendalian internal dapat
dikelompokkan beberapa
kategori
berikut:
1. Pengendalian
Administratif
2. Pengendalian
Akuntansi
Peranan
Pengendalian Internal Terhadap SIA Berbasis Komputer
SIA
yang baik harus mempunyai suatu pengendalian. Sistem pengendalian internal yang
diterapkan pada SIA
berguna
untuk tujuan mencegah atau menjaga terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan
seperti kesalahan-kesalahan atau
kecurangan-kecurangan.
Pengendalian internal juga dapat digunakan untuk melacak kesalahan-kesalahan
yang sudah
terjadi
pada saat penggunaan SIA sehingga dapat dikoreksi.
Gondodiyoto
(2007:249), menyatakan pentingnya pengendalian internal pada sistem informasi
akuntansi
berbasis komputerisasi
antara lain:
1. Besarnya
biaya dan kerugian jika sampai data komputer hilang.
2.
“Biaya
yang harus dibayar” bila sampai mutu keputusan buruk akibat pengolahan data
yang salah (informasi untuk
1.
bahan
pengambilan keputusan salah).
2.
Potensi
kerugian kalau terjadi kesalahan atau penyalahgunaan komputer.
3.
Biaya
yang tinggi bila terjadi computer errors.
4.
Perlunya
dijaga privacy, mengingat di komputer tersimpan data rahasia.
5. Pengendalian
internal bagi sistem informasi akuntansi yang berbasis
Jenis-jenis
pengendalian yang digunakan oleh perusahaan untuk menjamin integritas sistem
informasi akuntansi
menurut
Krismiaji (2002:243-264):
1. Pengendalian
umum
Pengendalian
umum dirancang untuk menjamin bahwa seluruh sistem komputer dapat berfungsi
secara optimal dan
pengolahan
data dapat dilakukan secara lancar sesuai dengan yang direncanakan.
Pengendalian umum dapat
dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
a.
Penyusunan rencana pengamanan
b.
Pemisahan tugas dalam fungsi sistem informasi
c.
Pengendalian proyek penyusunan sistem informasi
d.
Pengendalian akses fisik
e.
Pengendalian akses login
f.
Pengendalian penyimpanan data
g.
Pengendalian transmisi data
h.
Standar dokumentasi
i.
Meminimumkan penghentian sistem informasi
j.
Rencana pemulihan kerusakan
k.
Perlindungan terhadap komputer dan jaringan
l.
Pengendalian internet
2.
Pengendalian aplikasi
KESIMPULAN
Penggunaan
sistem informasi akuntansi, tidak lepas dari risiko-risiko yang ada baik
kesalahan yang disengaja
seperti
penipuan, tindak kebohongan untuk mendapatkan keuntungan dan tidak disengaja
seperti salah memasukan
nama atau kode
pelanggan. pengendalian internal dibutuhkan sebagai
Pedoman atau
batasan-batasan yang diterapkan oleh pihak perusahaan untuk meminimalkan
risiko-risiko yang mungkin terjadi terkait dengan penggunaan sistem informasi
akuntansi untuk mencapai tujuan dari perusahaan tersebut.
Dibutuhkannya
pengendalian internal bagi perusahaan adalah besar biaya yang dikeluarkan untuk
kerugian
yang terjadi
apabila data-data penting yang terdapat di komputer hilang, potensi kerugian
apabila terjadi kesalahan atau penyalahgunaan komputer terhadap orang yang
tidak berkepentingan, biaya yang tinggi apabila komputer mengalami error karena
virus dan sebagainya.
KEKURANGAN:
- Memasukan data secara manual sehingga memakan waktu.
- Terjadinya human error yang biasanya disebabkan kelelahan mata karena memandang layar komputer terlalu lama.
- Memerlukan sumber energi listrik yang berarti adanya pengeluaran biaya tambahan.
KELEBIHAN:
- Data tersusun dengan rapi sehingga mudah diatur dan mudah dibaca.
- Data aman karena tersimpan dalam sebuah komputer dan dibackup di beberapa tempat yang telah dilengkapi dengan password sehingga hanya orang yang bersangkutan yang bisa membukanya.
- Laporan keuangan mudah dibuat karena data yang telah disusun secara simetris.
- Lebih menghemat pengeluaran karena tidak perlu memperkerjakan staff keuangan yang banyak.
- Meminimalis human error yang biasa terjadi karena kelelahan dan capek. Dalam program ini sudah tersedia alat hitung yang memudahkan semua perhitungan.
0 komentar:
Posting Komentar