Kendall Jenner

Kamis, 23 November 2017

TUGAS 3 ETIKA PROFESI AKUNTANSI_LIKUIDITAS DAN COC

Diposting oleh Unknown di 20.12 0 komentar
ETIKA PROFESI AKUNTANSI
LIKUIDITAS DAN COST OF CAPITAL PADA PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE TBK. TAHUN 2016
Diajukan untuk melengkapi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntansi
Nama                           : NIKEN PERMATA SARI
NPM                           : 27214030
Kelas                           : 4EB31
Dosen                          : Evan Indrajaya





FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2017

1.      SEJARA PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE TBK.
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk atau Adira Finance didirikan pada tahun 1990 dan mulai beroperasi pada tahun 1991. Sejak awal Perusahaan telah berkomitmen untuk menjadi perusahaan yang terbaik dan terkemuka di sektor pembiayaan yang melayani pembiayaan beragam merek, baik untuk sepeda motor maupun mobil, baru maupun bekas. Melihat pada adanya potensi untuk mengembangkan usaha lebih lanjut, Adira Finance melakukan penawaran umum perdana atas sahamnya pada tahun 2003, yang mana Bank Danamon menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan saham sebesar 75%, dilanjutkan dengan melakukan akuisisi selanjutnya sebesar 20% saham, menjadikan Bank Danamon memiliki kepemilikan saham sebesar 95% pada tahun 2009. Dengan demikian, Adira Finance menjadi bagian dari Temasek Holdings, perusahaan investasi plat merah asal Singapura.
Memasuki tahun 2013, perekonomian Indonesia mulai mengalami serangkaian tekanan. Pada kondisi ekonomi dunia di mana harga komoditas masih melanjutkan tren penurunan yang memberikan indikasi telah berakhirnya supercycle, ditambah lagi rencana pengurangan stimulus(Quantitative Easing) oleh Federal Reserve, Amerika Serikat, yang menimbulkan kepanikan pada perekonomian secara global dan berujung pada aliran dana asing keluar dari Indonesia.
Tekanan pada ekonomi global kemudian berdampak pada neraca perdagangan Indonesia sepanjang tahun 2013 yang mencatatkan defisit sebesar USD 7,3 miliar. Kondisi inipun turut membuat nilai tukar rupiah terdepresi hingga ditutup pada Rp12.160 per dollar AS. Inflasi melonjak hingga hingga menyentuh tingkat 8,38% pada tahun 2013, dan sebagai langkah pengendalian inflasi, Bank Indonesia mengerek suku bunga acuan secara bertahap hingga ditutup pada tingkat 7,5% pada akhir tahun 2013. Dengan demikian, pada tahun 2013, Indonesia mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,8%.
Walaupun kesemua kondisi di atas tidak terlihat kondusif, namun sesungguhnya perekonomian Indonesia masih kuat secara fundamental. Hal ini dapat dilihat dari industri otomotif Indonesia yang masih mencatatkan pertumbuhan pada tahun 2013, yakni tumbuh 9% untuk penjualan sepeda motor nasional menjadi 7,8 juta unit dan 10% untuk penjualan mobil nasional menjadi 1,3 juta unit.
Saat ini, Adira Finance telah berhasil menjadi salah satu perusahaan pembiayaan otomotif terbesar di Indonesia berdasarkan pencapaian laba, pembiayaan baru dan piutang yang dikelola. Dengan didukung oleh lebih dari 28 ribu karyawan dan 667 jaringan usaha yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, Adira Finance melayani lebih dari 3,7 juta konsumen dengan jumlah piutang yang dikelola sebesar Rp48,3 triliun dan menguasai pangsa pasar 12,6% untuk sepeda motor baru dan 5,4% untuk mobil baru.
Dengan pencapaian tersebut, Adira Finance menjadi kontributor yang signifikan terhadap total portofolio Danamon. Di tahun 2013, Adira Finance telah menyumbang 34% dari total portofolio dan 65% kepada segmen kredit mass-market Bank Danamon.

Guna menghadapi meningkatnya tantangan dan risiko pada tahun 2014 ini, Perusahaan telah mendefinisikan strategi korporasinya dengan tagline “Together We Go To The Next Level Through: Customer Engagement”, di mana strategi tersebut telah dilakukan sosialisasi kepada seluruh karyawan Perusahaan.

A.  MENGHITUNG LIKUIDITAS.
Rasio-rasio yang digunakan adalah rasio-rasio yang dapat mewakili keempat rasio yang ada dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan yang merupakan indikator untuk penilaian kesehatan perusahaan salah satunya yaitu Rasio Likuditas:
Rasio Likuiditas

1.      Current Ratio
Current  Ratio adalah perbandingan  antara  aktiva lancar  dan utang  lancar (Miswanto dan Eko Widodo, 1998, hal 83).
Rumus  :
Current ratio = Aktiva Lancar x100%
                             Hutang Lancar



2.      Quick Ratio
Quick ratio  merupakan rasio  antara   aktiva  lancar  sesudah dikurangi  persediaan  dengan  hutang lancar. Rasio ini  menunjukkan  besarnya  alat  likuid   yang paling cepat   bisa  digunakan  untuk melunasi     hutang lancar.  Persediaan  dianggap aktiva   lancar  yang paling   tidak lancar, sebab  untuk menjadi    uang tunai  (kas)  memerlukan  dua  langkah  yakni   menjadi piutang  terlebih dulu  sebelum menjadi kas.
Rumus:
Quick Ratio =
Aktiva Lancar – Persediaan x 100%
          Hutang Lancar

B.     MENHITUNG COST OF CAPITAS (COC)
·      Menghitung biaya modal hutang Biaya hutang akanmenunjukkan seberapa besar biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan sebagai akibat penggunaan dana yang berasal dari  hutang (pinjaman). Dalam menghitung biaya modal relevan adalah biaya hutang setelah rumus yang digunakan adalah pendekatan after tax basis, dimana variabel yang diperlukan dalam perhitungan ini antara lain tarif pajak, beban bunga, dan hutang jangka panjang. Biaya modal utang dibagi menjadi:
kd = I+(N-Nb)/n
(Nb+N)/2
        Keterangan :
kd     = biaya modal hutang obligasi
I       = Bunga hutang jangka panjang (obligasi) satu tahun dalam rupiah
N      = Harga nominal obligasi atau nilai obligasi pada akhir umurnya
Nb    = Nilai bersih penjualan obligasi
n       = Umur obligasi
Selanjutnya ka disesuaikan dengan tingkat pajak sehingga :
ki = kd (1 – t)

·      Menghitung  biaya modal saham biasa dengan menggunakan metode
Biaya modal saham preferen
Kp      = Dp / PO
       Keterangan :
kp      = Biaya saham preferen
Dp     = Dividen saham preferen
PO     = Harga saham preferen saat penjualan
                  Biaya modal saham biasa 
ke = (Dl / PO) + g
       Keterangan :
ke    = biaya modal saham biasa
Di    = dividen
P0    = harga penjualan saham saat ini
g      = Grow/ pertumbuhan

·      Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang denganrumus:
WACC= (Kd x Pd) + (Ke x Pe)
Keterangan :
Kd: biaya hutang setelah pajak Pd: proporsi hutang

Ke: biaya modal sendiri Pe: proporsi modal sendiri


SUMBER:
http://esarina.blogspot.co.id/2013/04/menghitung-rasio-likuiditas.html



Kamis, 19 Oktober 2017

ETIKA PROFESI AKUNTANSI TENTANG ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE TBK TAHUN 2014

Diposting oleh Unknown di 05.12 0 komentar
Diajukan untuk melengkapi tugas (softskill) dengan jadual perkulihan yaitu Etika Profesi Akuntansi

Dosen :
Evan Indrajaya

Disusun Oleh :
Nama : Niken Permata Sari
NPM                   : 27214939
    Kelas                :4EB31  







FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2017

I.                   Pendahuluan
      Perusahaan pembiayaan adalah badan usaha khusus didirikan untuk melakukan sewa guna usaha, anjak piutang, pembiayaan konsumen, dan /atau usaha kartu kredit. Fasilitas yang diadakan oleh perusahaan pembiayaan sangat meringankan beban konsumen yang kekurangan dana untuk membeli barang yang dibutuhkannya untuk mendukung kegiatannya. Oleh karena itu perusahaan pembiayaan menjadi salah satu pilihan terutama untuk pembiayaan kendaraan. Di tahun 2014 rata-rata industri mengalami masa sulit dan resesi.
      Akibatnya industri otomotif pun ikut terkena dampaknya, termasuk para pelaku bisnis pembiayaan kendaraan. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk yang merupakan salah satu perusahaan pembiayaan kendaraan terbesar di Indonesia juga ikut mengalami masa sulit di tahun 2014. Pada tahun tersebut perusahaan mengalami penurunan laba bersih sebesar 56,03% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ini merupakan penurunan laba bersih tebesar dalam periode lima tahun terakhir.
      Hal ini membuat perusahaan harus mengevaluasi kembali kinerja perusahaannya. Kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangannya melalui analisis rasio keuangan dan Du Pont. Analisis Du Pont menggabungkan rasio yang terdapat dalam neraca dan rasio yang terdapat pada laporan laba rugi ke dalam dua ringkasan alat ukur keuangan sehingga dapat dilihat bagaimana kinerja keuangan perusahaan dan melalui analisis rasio peneliti juga membandingkan kinerja perusahaan dengan rata-rata industri sejenis sehingga dapat dilihat apakah perusahaan berada di bawah, sama atau di atas rata-ratanya.

II. Kajian Pustaka
2.1 Manajemen Keuangan
      Pengertian manajemen keuangan menurut Bambang Riyanto (2008:4), menerangkan bahwa: “Manajemen keuangan sebagai keseluruhan aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin”.

2.2 Pengertian Laporan Keuangan
      Pengertian laporan keuangan menurut Martono dan Agus (2007:51) yaitu “laporan keuangan merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu”. Menurut Fahmi (2011:2) definisi laporan keuangan adalah “laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut”.
2.3 Pengertian Kinerja Keuangan
      Menurut Riyanto (2008:253) kinerja keuangan adalah “suatu kegiatan untuk melakukan kegiatan pelaporan keuangan menurut standar keuangan yang telah ditetapkan”. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diartikan sebagai prospek atau masa depan, pertumbuhan dan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan.
2.4 Tujuan Analisis Kinerja Keuangan
      Menurut Munawir (2004:31), tujuan pengukuran kinerja keuangan adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengukur tingkat likuiditas
b. Untuk mengetahui tingkat solvitabilitas,
c. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas dan rentabilitas
d. Untuk mengetahui tingkat aktivitas usaha
2.5 Analisis Rasio Keuangan
      Menurut Munawir (2004:37) Analisa Rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Menurut Munawir (2004:68) Berdasarkan sumber datanya maka angka rasio dapat dibedakan menjadi :
1. Rasio-rasio neraca (balance sheet ratio)
2. Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement rations)
3. Rasio-rasio antar laporan (interstatement ratios)
Sedangkan berdasarkan tujuannya, angka-angka rasio keuangan dapat diklasifikasikan sebagi berikut :
1.      Rasio Likuiditas
      Menurut Harahap (2007:301), rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. 

2.      Rasio Solvabilitas
            MenurutHarahap (2007:303), rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi.

3.      Rasio Aktivitas
            Menurut Harahap (2010: 308), rasio ini mengambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya.

4.      Rasio Profitabilitas
            Menurut Harahap (2007:304), rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada. 

2.6 Analisis Du Pont
      Brigham dan Houston (2010:156) menyatakan bahwa persamaan Du Pont yang diperluas dapat menunjukkan bagaimana margin laba, rasio perputaran total aset, dan equity multiplier bergabung untuk menentukan tingkat pengembalian atas ekuitas. Manajemen dapat mengggunakan persamaan 
Du Pont yang diperluas untuk menganalisis cara-cara memperbaiki kinerja perusahaan. Persamaan Du Pont yang diperluas yang menunjukkan bagaimana margin laba, rasio perputaran total aset, dan pengganda ekuitasnya bergabung untuk menetukan ROE.



III. Metode Penelitian
3.1 Waktu dan Tempat
      Penelitian Objek penelitian dari penulisan ini adalah perusahaan pembiayaan yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) yaitu PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk dengan alamat kantor pusat di Landmark Centre Tower A lantai 26-31, Jalan Jend Sudirman Kav. 1, Jakarta Selatan. Waktu penelitian dimulai pada awal peneliti menemukan fenomena yaitu bulan Februari 2015 sampai dengan Juni 2015.
3.2 Pengumpulan Data
      Didalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan melalui penelitian kepustakaan dan data sekunder laporan keuangan yang diperoleh dari www.idx.co.id pada tahun 2013 dan 2014.
3.3 Metode Analisis
       Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan tujuan ingin mendeskripsikan fenomena tentang kinerja keuangan dengan melakukan perhitungan yang relevan terhadap fenomena yang diteliti dan menggunakan tabel, grafik dan bagan sesuai dengan relevansi fenomena. Langkah-langkah yang digunakan dalam metode analisis ini adalah
1. Menyediakan laporan keuangan perusahaan meliputi nerasa dan laporan laba rugi pada periode 2013-2014.
2. Menghitung dengan menggunakan analisis rasio dan membandingkannya dengan rata-rata industri sejenis di BEI.
3. Menghitung dengan menggunakan analisis Du Pont pada periode yahun 2013-2014.

IV. Pembahasan
Berikut ini merupakan hasil analisis rasio keuangan perusahaan serta dibandingkan dengan rata-rata industri sejenis di BEI.
1. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
Hasil current ratio PT ADMF mengalami penurunan sebesar 12,04% pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013. Jika dibandingkan dengan rata-rata industri current ratio PT ADMF pada tahun 2013 dan 2014 berada di atas rata-rata industri, hal ini berarti kondisi perusahaan masih dalam kondisi yang likuid dibanding perusahaan lain sejenisnya.
b. Cash Ratio
Hasil cash ratio PT ADMF mengalami penurunan sebesar 36,55% pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013. Jika dibandingkan dengan rata-rata industri cash ratio PT ADMF pada tahun 2013 berada di atas rata-rata industri, hal ini berarti kondisi perusahaan masih dalam keadaaan yang likuid dibanding perusahaan lain sejenisnya. Sedangkan pada tahun 2014 cash ratio berada dibawah rata-rata industri, hal ini berarti kondisi perusahaan kurang likuid dibanding perusahaan lain sejenisnya.
2. Rasio Solvabilitas
a. Debt Ratio

Hasil debt ratio PT ADMF mengalami peningkatan sebesar 7,25% pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013. Jika dibandingkan dengan rata-rata industri debt ratio PT ADMF pada tahun 2013 dan 2014 berada di atas rata-rata industri, hal ini berarti risiko kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman semakin tinggi dibanding perusahaan lain sejenisnya
b. Debt to Equity Ratio
Hasil DER PT ADMF mengalami peningkatan sebesar 53,33% pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013. Jika dibandingkan rata-rata industri DER PT ADMF pada tahun 2013 dan 2014 berada di atas rata-rata industri, hal ini berarti perusahaan dibiayai oleh utang lebih banyak dan risiko pengembalian pinjaman kepada kreditur lebih besar dibanding perusahaan lain sejenisnya.
3. Rasio Aktivitas
a. Receivable Turn Over
Hasil RTO PT ADMF mengalami peningkatan sebesar 5,85% pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013. Jika dibandingkan dengan rata-rata industri RTO PT ADMF pada tahun 2013 dan 2014 berada dibawah rata-rata industri, hal ini berarti penagihan piutang yang dilakukan perusahaan dianggap lebih lama dibanding perusahaan lain sejenisnya.
b. Total Assets Turn Over

Hasil TATO PT ADMF mengalami peningkatan sebesar 7,69% pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013. Jika dibandingkan rata-rata industri TATO PT ADMF pada tahun 2013 dan 2014 berada di atas rata-rata industri, hal ini berarti perusahaan sudah mampu memaksimalkan aset yang dimilikinya dibanding perusahaan lain sejenisnya. 
4. Rasio Profitabilitas
a. Return On Assets
Hasil ROA PT ADMF mengalami penurunan sebesar 54,46% pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013. Jika dibandingkan rata-rata industri ROA PT ADMF pada tahun 2013 berada di atas rata-rata industri, hal ini berarti tingkat pengembalian aset berada dalam kondisi yang baik dibanding perusahaan lain sejenisnya. Sedangkan pada tahun 2014 ROA berada di bawah rata-rata industri, hal ini berarti kondisi tingkat pengembalian aset tidak baik dibandingkan perusahaan lain sejenisnya.
b. Return On Equity
Hasil ROE PT ADMF mengalami penurunan sebesar 34,90% pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013. Jika dibandingkan rata-rata industri ROE PT ADMF pada tahun 2013 dan 2014 berada di atas rata-rata industri, hal ini menunjukkan tingkat pengembalian ekuitas perusahaan masih dalam kondisi yang baik dibandingkan perusahaan lain sejenisnya. 
5. Analisis Du Pont
Hasil analisis Du Pont menunjukkan bahwa ROE PT ADMF pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 34,91%, hal ini disebabkan karena adanya penurunan ROA sebesar 54,48%, walaupun ada peningkatan pada pengganda ekuitasnya sebesar 42,91%. ROA mengalami penurunan dikarenakan adanya penurunan atas margin laba bersih sebesar 57,00%, walaupun perputaran aktiva mengalami peningkatan sebesar 7,69%.
      Penurunan margin laba bersih dipengaruhi oleh penurunan laba bersih sebesar 56,03%, hal ini dikarenakan terlalu besarnya total biaya yang dikeluarkan pada tahun 2014. Total biaya operasional meningkat sebesar 17,84%, sementara penjualan hanya meningkat sebesar 2,31%. Walaupun pada periode ini terjadi peningkatan pada perputaran aktivanya yang disebabkan karena adanya penurunan pada total aktiva sebesar 3,43%. Namun peningkatan perputaran aktiva ini tidak diimbangi dengan kenaikan margin laba bersih, sehingga ROE yang dihasilkan menurun.

V. Kesimpulan
      Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Kinerja keuangan PT ADMF pada periode tahun 2013 dan 2014 dilihat dari rasio likuiditasnya terlihat bahwa perusahaan masih kurang likuid dikarenakan adanya penurunan pada curent ratio dan cash ratio yang berarti kemampuan perusahaan menurun untuk membayar utangnya yang akan jatuh tempo. Sedangkan jika dibandingkan dengan rata-rata industri curent ratio dan cash ratio perusahaan pada tahun 2013 berada di atas rata-rata industrinya yang berarti kondisi perusahaan dalam keadaaan likuid dibandingkan perusahaan lain sejenisnya. Pada tahun 2014 nilai curent ratio perusahaan berada di atas rata-rata sehingga perusahaan berada dalam kondisi yang likuid untuk membayar utang-utang jangka pendeknya dengan aset lancarnya namun nilai cash ratio berada di bawah rata-rata industri yang berarti perusahaan masih kurang likuid untuk membayar utang jangka pendeknya menggunakan kas dan setara kas yang tersedia.
2.      Kinerja keuangan PT ADMF pada periode tahun 2013 dan 2014 dilihat dari rasio solvabilitasnya mengalami penurunan dikarenakan nilai debt ratio dan debt to equity ratio yang mengalami peningkatan, hal ini berarti aktiva perusahaan pada tahun 2014 dibiayai oleh utang lebih besar daripada di tahun 2013 dengan kata lain perusahaan mempunyai risiko kegagalan yang lebih tinggi untuk mengembalikan pinjaman kepada pihak kreditur apabila perusahaan dilikuidasi. Sedangkan jika dibandingkan rata-rata industri pada tahun 2013 dan 2014 perusahaan juga mengalami penurunan karena nilai debt ratio dan debt to equity ratio berada di atas rata-rata industri sejenisnya yang berarti mempunyai risiko kegagalan lebih tinggi untuk pengembalian pinjaman dibandingkan perusahaan sejenis lainnya.
3.      Kinerja keuangan PT ADMF pada periode tahun 2013 dan 2014 dilihat dari rasio aktivitasnya mengalami peningkatan dikarenakan nilai RTO dan TATO yang mengalami kenaikan, hal ini berarti perusahaan mengalami peningkatan efektivitas pada pengelolaan aset yang dimilikinya. Sedangkan jika dibandingkan dengan ratarata industri pada tahun 2013, nilai RTO berada di bawah rata-rata industri yang berarti penagihan piutang yang dilakukan perusahaan dapat dianggap tidak berhasil, namun untuk nilai TATO perusahaan berada di atas rata-rata industri yang berarti perusahaan sudah mampu memaksimalkan asetnya untuk menghasilkan penjualan . Pada tahun 2014 perusahaan juga mengalami kondisi yang sama dengan tahun 2013, dimana nilai RTO berada dibawah rata-rata industri dan nilai TATO berada di atas rata-rata industrinya.
4.      Kinerja keuangan PT ADMF pada periode tahun 2013 dan 2014 dilihat dari rasio profitabilitasnya mengalami penurunan dikarenakan nilai ROA dan ROE yang menurun, hal ini berarti efektivitas perusahaan menurun untuk menghasilkan keuntungan. Sedangkan jika dibandingkan rata-rata industri pada tahun 2013, nilai ROA dan ROE berada di atas rata-rata industri yang menunjukkan efisiensi perusahaan yang baik dibandingkan perusaaan lain sejenisnya. Pada tahun 2014 nilai ROA berada dibawah rata-rata industri yang berarti perusahaan mempunyai tingkat pengembalian yang rendah atas nilai yang diinvestasikan dalam aset guna memperoleh laba, namun untuk nilai ROE berada di atas rata-rata industri yang menunjukkan kemampuan perusahaan yang baik dalam memaksimalkan modalnya untuk dijadikan laba bersih dibandingkan perusahaan lain sejenisnya.
5.      Kinerja keuangan PT ADMF diukur dengan menggunakan analisis Du Pont periode tahun 2013 dan 2014 mengalami penurunan. Pada tahun 2014 ROE mengalami penurunan sebesar 34,91% dibandingkan tahun sebelumnya yang disebabkan karena turunnya margin laba bersih. Penurunan margin laba bersih dipengaruhi oleh penurunan laba bersih yang tinggi pada periode ini, hal ini menunjukkan bahwa walaupun penjualan mengalami peningkatan, namun peningkatannya tidak sebanding dengan peningkatan total bebannya. Beban yang terlalu besar yang tidak sebanding dengan penjualannya menyebabkan penurunan pada ROE.
sumber : https://media.neliti.com/media/publications/97017-ID-analisis-kinerja-keuangan-pt-adira-dinam.pdf



 

Niken Cantik Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | Ugg Boots Sale | web hosting